Banyak hal yang terjadi dalam hidupku beberapa
waktu ini dan awalnya hal ini memberikan ku sebuah hantaman yang sangat sakit
dalam hidupku. Bagaimana tidak, semua yang aku pegang menghilang dariku begitu
saja.
Depresi, hal ini adalah yang benar-benar aku
rasakan. Kejadian demi kejadian selalu datang bertubi-tubi menghampiriku. Di
awali dengan kejadian kehilangan orangtuaku yang aku sangat cintai, beliau
pergi meninggalkan aku dan adik ku begitu saja Aku sangat mengerti mengapa
beliau meninggalkan kami berdua, aku tahu beliau sudah tidak kuat menghadapi
cobaan hidup yang selalu mengahampiri hidup kami sehingga mengambil jalan
pintas tersebut. Namun aku tidak pernah menyalahkan beliau dan merasa kecewa
dengan jalan yang beliau ambil tersebut, aku selalu mendoakan beliau dan selalu
berharap bahwa suatu saat nanti beliau akan kembali berkumpul dengan kami.
Saat awal-awal masa kepergian orangtua ku yang ku
cintai, aku merasa sangat jatuh dan kehilangan arah. Seakan setengah nafas yang
ada dalam hidupku pergi meninggalkan diriku dan bahkan tangisan dan kesedihan
terus menghinggapi diriku saat itu. Aku sangat butuh seseorang yang mengulurkan
tangan untuk membantuku bangkit dari rasa keterpurukan tersebut. Linda.. ya
linda, saat itu sosoknya lah yang muncul dalam diriku , sosok yang kuharap
dapat menguatkan diriku, sosok yang kuharap dapat memberiku semangat kembali
untuk bangkit dan membantuku untuk melangkah kembali. Dia adalah salah satu
orang yang bagiku sangat penting dalam hidupku, dia sosok gadis yang sederhana
yang kuat, tangguh, pantang menyerah dan memiliki sikap yang sangat lembut dan
dewasa , sosok yang begitu sangat aku cintai dan kasihi. Dia selalu ada saat
aku jatuh, memberikan kehangatan, ketenangan dan kedamaian. Senyum nya yang
tulus selalu menguatkan langkahku, kesederhanaan yang ada pada dirinya
mencerminkan luhurnya seorang perempuan.
Aku hanya dapat tersenyum jika mengingat hari
itu, bahkan aku masih dapat mengingat setiap detik yang terjadi pada saat-saat
terakhir kami tersebut, yang membuatku sangat menyesal hingga saat-saat terakhir tersebut aku tidak
mengatakan kepadanya bahwa “aku cinta kamu”. Hari itu, dia datang menemuiku. Melihat
keadaan ku yang sengat depresi dipenuhi tangisan dia berusaha terlihat tegar
dihadapanku, dia datang menghampiriku,datang merangkul diriku,, aku menangis
menceritakan tentang semua yang terjadi kepada dirinya. Dia berusaha untuk
tidak terlihat sedih dihadapanku, dia mengatakan kepadaku agar aku menyandarkan
diri kepada tuhan ,berserah diri kepada tuhan dan mengikhlaskan semua cobaan
ini terjadi. Terlihat dia mengeluarkan sesuatu dari dalam tas yang dibawanya ,
dia mengeluarkan sebuah buku,buku sholat-sholat sunah ..disana aku sadar, aku
sadar bahwa selama ini aku sudah sangat sombong sebagai manusia , lupa akan
kodratku sebagai manusia yang penuh dengan kekurangan, kesombonganku kepada
tuhan membuat hati ku keras, aku merasa dapat melakukan segala hal dengan semua
kemampuan yang aku miliki tapi aku tidak sadar kalau aku hanya manusia yang
memiliki batasan dan kekurangan. Sudah saatnya aku menaggalkan semua kesombongan
dan keangkuhan ku, kembali sujud dan bersandar kepada yang maha agung, aku
menjadi sadar bahwa pukulan dari tuhan untuk mengingatkan ku bahwa aku hanya
seorang hamba.
Hati ku mulai terasa lapang dan mulai dapat
menerima tentang apa yang terjadi. Melihatku sudah mulai tenang ,linda
mengatakan sesuatu kepadaku kalau dia ingin mengakhiri hubungan kami berdua. Mendengar
perkataannya tersebut sotak membuatku terkejut , aku bertanya mengapa dia
mengatakan seperti itu, dia hanya menjawab jika ini sudah menjadi keputusannya
dan diapun sudah melakukan sholat dan meminta petunjuk yang terbaik terhadap
keputusan yang diambilnya. Namun tetap saja aku tidak dapat menerima
keputusannya yang sepihak tersebut, aku sadar selama ini aku kurang memberi
perhatian kepada dirinya, tetapi aku tidak melakukan nya dengan sengaja begitu
saja, kondisi hidup ku membuatku harus berjuang lebih dan aku tidak dapat
memfokuskan kepadanya dirinya saja,karena banyak tanggung jawab yang ku pikul
sebagai penopang hidup keluargaku, walau tetap aku sadar seharusnya aku bisa
menyisihkan waktu ku untuk dia. Aku memohon kepada dia untuk membatalakan
maksud dirinya tersebut, namun dia tetap teguh pada pendiriannya, tetapi aku
tetap memohon kepada dia dan akhirnya dia memberiku satu kesempatan. Dia mengatakan
hanya orangtuanya yang dapat mengubah keputusannya, apa yang dikatakan dan
diputuskan orangtua nya terhadap hubungan kami dia akan menurutinya. Setelah memberi
satu kesempatan terakhir tersebut dia pulang meninggalkanku. Mengetahui bahwa
itu kesempatan terakhirku , keberanian dan tekad ku pun menyala. Walau sebenarnya
aku orang yang sangat segan jika bicara dengan orangtuanya namun seperti ada
keberanian yang datang kepadaku untuk datang dan menyatakan maksud baik ku
kepada orangtuanya.
Malam hari aku datang kerumahnya, dan menyatakan
maksud dan arah hubungan kami kearah yang lebih serius,namun beliau tidak member
jawaban yang pasti. Saat pembicaraanku dengan beliau selesai, aku bicara
kembali dengan dia. Aku tau dia tetap pada pendiriannya tapi tetap saja hati ku
masih tidak dapat menerima kenyataan tersebut, aku memohon dan memohon dan
akhirnya dia memberiku satu kesempatan akhir. Dan aku berjanji jika aku
mensia-siakan kesempatan tersebut, dia boleh memberiku hukuman yang berat
dengan menjalin hubungan bersama orang lain tanpa lagi memperdulikan hatiku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar