Selasa, 25 Maret 2014

Langkah baru


Banyak hal yang terjadi dalam hidupku beberapa waktu ini dan awalnya hal ini memberikan ku sebuah hantaman yang sangat sakit dalam hidupku. Bagaimana tidak, semua yang aku pegang menghilang dariku begitu saja.
Depresi, hal ini adalah yang benar-benar aku rasakan. Kejadian demi kejadian selalu datang bertubi-tubi menghampiriku. Di awali dengan kejadian kehilangan orangtuaku yang aku sangat cintai, beliau pergi meninggalkan aku dan adik ku begitu saja Aku sangat mengerti mengapa beliau meninggalkan kami berdua, aku tahu beliau sudah tidak kuat menghadapi cobaan hidup yang selalu mengahampiri hidup kami sehingga mengambil jalan pintas tersebut. Namun aku tidak pernah menyalahkan beliau dan merasa kecewa dengan jalan yang beliau ambil tersebut, aku selalu mendoakan beliau dan selalu berharap bahwa suatu saat nanti beliau akan kembali berkumpul dengan kami.
Saat awal-awal masa kepergian orangtua ku yang ku cintai, aku merasa sangat jatuh dan kehilangan arah. Seakan setengah nafas yang ada dalam hidupku pergi meninggalkan diriku dan bahkan tangisan dan kesedihan terus menghinggapi diriku saat itu. Aku sangat butuh seseorang yang mengulurkan tangan untuk membantuku bangkit dari rasa keterpurukan tersebut. Linda.. ya linda, saat itu sosoknya lah yang muncul dalam diriku , sosok yang kuharap dapat menguatkan diriku, sosok yang kuharap dapat memberiku semangat kembali untuk bangkit dan membantuku untuk melangkah kembali. Dia adalah salah satu orang yang bagiku sangat penting dalam hidupku, dia sosok gadis yang sederhana yang kuat, tangguh, pantang menyerah dan memiliki sikap yang sangat lembut dan dewasa , sosok yang begitu sangat aku cintai dan kasihi. Dia selalu ada saat aku jatuh, memberikan kehangatan, ketenangan dan kedamaian. Senyum nya yang tulus selalu menguatkan langkahku, kesederhanaan yang ada pada dirinya mencerminkan luhurnya seorang perempuan.
Aku hanya dapat tersenyum jika mengingat hari itu, bahkan aku masih dapat mengingat setiap detik yang terjadi pada saat-saat terakhir kami tersebut, yang membuatku sangat menyesal  hingga saat-saat terakhir tersebut aku tidak mengatakan kepadanya bahwa “aku cinta kamu”. Hari itu, dia datang menemuiku. Melihat keadaan ku yang sengat depresi dipenuhi tangisan dia berusaha terlihat tegar dihadapanku, dia datang menghampiriku,datang merangkul diriku,, aku menangis menceritakan tentang semua yang terjadi kepada dirinya. Dia berusaha untuk tidak terlihat sedih dihadapanku, dia mengatakan kepadaku agar aku menyandarkan diri kepada tuhan ,berserah diri kepada tuhan dan mengikhlaskan semua cobaan ini terjadi. Terlihat dia mengeluarkan sesuatu dari dalam tas yang dibawanya , dia mengeluarkan sebuah buku,buku sholat-sholat sunah ..disana aku sadar, aku sadar bahwa selama ini aku sudah sangat sombong sebagai manusia , lupa akan kodratku sebagai manusia yang penuh dengan kekurangan, kesombonganku kepada tuhan membuat hati ku keras, aku merasa dapat melakukan segala hal dengan semua kemampuan yang aku miliki tapi aku tidak sadar kalau aku hanya manusia yang memiliki batasan dan kekurangan. Sudah saatnya aku menaggalkan semua kesombongan dan keangkuhan ku, kembali sujud dan bersandar kepada yang maha agung, aku menjadi sadar bahwa pukulan dari tuhan untuk mengingatkan ku bahwa aku hanya seorang hamba.
Hati ku mulai terasa lapang dan mulai dapat menerima tentang apa yang terjadi. Melihatku sudah mulai tenang ,linda mengatakan sesuatu kepadaku kalau dia ingin mengakhiri hubungan kami berdua. Mendengar perkataannya tersebut sotak membuatku terkejut , aku bertanya mengapa dia mengatakan seperti itu, dia hanya menjawab jika ini sudah menjadi keputusannya dan diapun sudah melakukan sholat dan meminta petunjuk yang terbaik terhadap keputusan yang diambilnya. Namun tetap saja aku tidak dapat menerima keputusannya yang sepihak tersebut, aku sadar selama ini aku kurang memberi perhatian kepada dirinya, tetapi aku tidak melakukan nya dengan sengaja begitu saja, kondisi hidup ku membuatku harus berjuang lebih dan aku tidak dapat memfokuskan kepadanya dirinya saja,karena banyak tanggung jawab yang ku pikul sebagai penopang hidup keluargaku, walau tetap aku sadar seharusnya aku bisa menyisihkan waktu ku untuk dia. Aku memohon kepada dia untuk membatalakan maksud dirinya tersebut, namun dia tetap teguh pada pendiriannya, tetapi aku tetap memohon kepada dia dan akhirnya dia memberiku satu kesempatan. Dia mengatakan hanya orangtuanya yang dapat mengubah keputusannya, apa yang dikatakan dan diputuskan orangtua nya terhadap hubungan kami dia akan menurutinya. Setelah memberi satu kesempatan terakhir tersebut dia pulang meninggalkanku. Mengetahui bahwa itu kesempatan terakhirku , keberanian dan tekad ku pun menyala. Walau sebenarnya aku orang yang sangat segan jika bicara dengan orangtuanya namun seperti ada keberanian yang datang kepadaku untuk datang dan menyatakan maksud baik ku kepada orangtuanya.
Malam hari aku datang kerumahnya, dan menyatakan maksud dan arah hubungan kami kearah yang lebih serius,namun beliau tidak member jawaban yang pasti. Saat pembicaraanku dengan beliau selesai, aku bicara kembali dengan dia. Aku tau dia tetap pada pendiriannya tapi tetap saja hati ku masih tidak dapat menerima kenyataan tersebut, aku memohon dan memohon dan akhirnya dia memberiku satu kesempatan akhir. Dan aku berjanji jika aku mensia-siakan kesempatan tersebut, dia boleh memberiku hukuman yang berat dengan menjalin hubungan bersama orang lain tanpa lagi memperdulikan hatiku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar