Sahabat dan teman, gimana kalo kamu menemukan sahabat atau teman kamu sedang merasa sedih entah karena hal apapun ? apa yang kamu lakukan untuk dia ? Ya mungkin kamu berusaha semampu mungkin untuk menyembuhkan rasa sedihnya, mungkin kamu bisa ajak dia bicara tentang apa yang menyebabkan kesedihan dihatinya dan membantunya memberikan solusi setidaknya dengan nasihat yang akan kembali membangkitkannya, mungkin juga kamu bisa ajak dia jalan-jalan ketempat yang sifatnya menghibur diri dan membantunya melupakan kesedihannya, mungkin juga kamu bisa ajak dia melakukan atau menemui sesuatu yang baru untuk membuatnya kembali tertawa bersama kamu dan masih banyak hal yang kamu bisa lakukan.
Ketika kamu menganggap seseorang adalah teman bahkan sahabat, kamu pasti akan berusaha melakukan sesuatu yang terbaik untuk dia. Tapi ada gak ikatan pertemanan atau persahabatan yang dilandasi dengan suatu hubungan simbiosis? ya jelas pasti ada, tapi tidak semua dari mereka begitu, hal itu karena manusia diciptakan tuhan watak dan sifat yang berbeda-beda. Yang jelas dalam hubungan pertemanan atau persahabatan kita harus bisa berfikiran yang positif dan jangan terlalu mudah tersinggung.
Dalam hubungan tersebut kadang akan ada cobaan-cobaan, pastinya itu sebagai penguji seberapa kuat ikatan tersebut. Sedikit cerita ya tentang ujian dalam persahabatan, sewaktu SMA si Boni punya sahabat, dulu kan waktu zaman-zaman SMA sering ada geng-geng'an. Nah waktu itu si Boni pernah juga punya gituan, mereka se'geng sangat dekat bukan cuma saat mereka disekolah, tapi saat diluar sekolahpun mereka tetap dekat dalam kegiatan yang positif. Suatu saat, Boni sedang berada dalam masalah keluarga dan Boni mulai menjauh dari sahabat se'gengnya dan berteman dengan lingkungan yang kurang baik. Boni semakin jauh dari para sahabatnya namun para sahabatnya tidak pernah menjauh dari dia. Sampai suatu hari Boni diajak oleh teman-teman barunya untuk bolos sekolah, ternnyata tanpa sengaja waktu Boni bolos dia berpapasan dengan guru BPnya namun Boni tidak sadar telah berpapasan dengan gurunya tersebut.
Ternyata sang guru BP mengenali anak murid sekolahnya termasuk Boni dan pada hari itu sang guru memasuki kelas Boni. Beliau memeriksa daftar hadir kelas dan ditemui Boni tidak masuk, lalu sang Guru bertanya kepada para murid "siapa yang tahu nomor telepon orang tua Boni", saat itu para murid mengatakan bahwa yang pasti tahu hal tersebut adalah para sahabat Boni. Walau sebenarnya geng Boni tidak ingin memberitahukan hal tersebut kepada sang guru namun mereka tidak dapat berbuat apa-apa dihadapan sang guru, salah seorang sahabatnya akhirnya dengan berat memberitahu sang guru.
Keesokan harinya Boni beserta teman-temannya yang pada hari itu membolos kekantor BP, mereka dimarahi habis-habisan oleh sang guru dan diberi peringatan keras sehingga ditelepon dan ditegur kepada orangtua mereka. Setelah selesai dipanggil mereka kembali keruang kelas masing-masing termasuk Boni, setelah masuk kedalam kelas Boni duduk dibangkunya sehabis itu Boni bertanya kepada seluruh teman-teman kelasnya siapa yang sudah memberikan nomor telepon kepada sang guru. Dan seorang sahabat dekatnya berdiri memberitahunya kalau dia yang memberikan kepada guru. Boni yang hari itu sedang buruk suasana hatinya marah besar kepada sang sahabat, ternyata para teman-temanya yang ikut membolos saat itu mendengar kabar tersebut dan juga terpancing ingin mengeroyok sahabat Boni tersebut, namun Boni mencegah mereka melakukan hal itu tetapi dia mengatakan untuk tidak lagi mau berhubungan dengan sahabatnya tersebut.
Seiring berjalanya waktu, Boni menyadari kesalahannya tersebut. Dia sekarang sudah bisa memahami kejadian tersebut dan bahkan Boni sadar kalau teman-temannya waktu bolos dulu sudah semakin jauh mengajak melakukan hal yang kurang baik hingga dia menjauh dari mereka. Boni sebenarnya sadar kalau dia salah dan dia ingin kembali berahabat dengan nya, namun Boni takut untuk melakukannya karena dia berpikiran kalau sahabatnya itu tidak akan mungkin mau memaafkannya. Jadi selama masa SMA Boni dan sahabatnya itu tidak saling menegur, Boni selalu menjauhkan dirinya saat berada dalam momen yang bersamaan dengan sahabatnya tersebut.
Sampai mereka lulus SMA Boni masih tetap menjauh dari sahabatnya tersebut, Boni semakin merasa bersalah terhadap sahabatnya karena sampai mereka berpisah dari sekolah Boni bahkan belum meminta maaf kepada sang sahabatnya.. Setelah Boni lepas dari sekolahnya, dia dan para sahabatnya mengambil jalan-jalan yang berbeda, ada dari mereka yang melanjutkan untuk kuliah adapula yang memutuskan bekerja. Boni ingat, saat sekolah dulu dia dan para sahabatnya punya mimpi untuk bersama-sama masuk fakultas keguruan dan menjadi seorang guru sekolah. Namun pada masa itu banyak hal terjadi, sehingga Boni tidak sempat untuk bersama-sama masuk fakultas keguruan. Boni mengambil kuliah difakultas yang berbeda dengan sahabat-sahabatnya tersebut.
Suatu saat, Boni bertemu para sahabatnya terkecuali seorang sahabat tersebut. Saat Boni berkumpul kembali dengan mereka, Boni mengatakan penyesalanya hari itu kepada para sahabatnya. Dia menyesali kesalahannya tersebut dan mencoba mengatakan kalau sebenarnya dia sangat ingin kembali besahabat dengan seoarang sahabatnya tersebut. Para sahabatnya pun tersenyum dan merasa lega mengetahui hal tersebut dan mendukungnya melakukan hal tersebut, mereka berkata kalau mereka akan mendukung perbuatanku tersebut tetapi harus Boni sendiri yang langsung meminta maaf kepada dia.
Boni datang mendatangi sahabat lamanya,walau hatinya dipenuhi perasaan malu dan bersalah tetapi dia memberanikan diri untuk melakukannya. Dia menghampiri sahabat lamanya, dia mengatakan bahwa tidak seharusnya dia menimpakan kesalahan yang dia perbuat hari itu kepada sahabatnya, dia mengatakan semua penyesalannya dan meminta maaf kepada sahabatnya. Sahabatnya hanya terdiam dan Boni pun hanya tertunduk menyesal dihadapan sahabatnya, tiba-tiba sahabatnya memeluk Boni dan mengatakan aku sudah memaafkan kamu semenjak hari itu Bon. Boni pun merasa sangat bahagia pada hari itu, karena dia memperoleh persahabatan itu kembali setelah 4 tahun dia menghilangkannya.
Dari sepenggal kisah tersebut, kita dapat sedikit belajar bahwa sebuah ikatan persahabatan itu bersifat luhur dan tak lekang oleh waktu. Memang sih persahabatan dan pertemanan tidak dapat disamakan dengan ikatan keluarga namun mereka memiliki nilai yang sama bagi kehidupan kita. Ujian dalam persahabatan itu memang lumrah terjadi dan pasti terjadi, tapi itu semua akan semakin menguatkan ikatan tersebut sampai akhir hayat seseorang. Yah, kadang ujian tersebut butuh waktu yang lama untuk dapat kita pahami. Seperti yang dulu pernah saya katakan, pada hari itu kita terlalu menyalahkan semua hal kepada sesuatu atau pun seeorang, padahal kalau saja kita bisa lebih jernih berfikir pada hari itu.... gak bisa juga sih disalahin, kita kan manusia biasa memang untuk mengerti suatu hal bahkan kita perlu waktu yang cukup lama.
Ketika kamu menganggap seseorang adalah teman bahkan sahabat, kamu pasti akan berusaha melakukan sesuatu yang terbaik untuk dia. Tapi ada gak ikatan pertemanan atau persahabatan yang dilandasi dengan suatu hubungan simbiosis? ya jelas pasti ada, tapi tidak semua dari mereka begitu, hal itu karena manusia diciptakan tuhan watak dan sifat yang berbeda-beda. Yang jelas dalam hubungan pertemanan atau persahabatan kita harus bisa berfikiran yang positif dan jangan terlalu mudah tersinggung.
Dalam hubungan tersebut kadang akan ada cobaan-cobaan, pastinya itu sebagai penguji seberapa kuat ikatan tersebut. Sedikit cerita ya tentang ujian dalam persahabatan, sewaktu SMA si Boni punya sahabat, dulu kan waktu zaman-zaman SMA sering ada geng-geng'an. Nah waktu itu si Boni pernah juga punya gituan, mereka se'geng sangat dekat bukan cuma saat mereka disekolah, tapi saat diluar sekolahpun mereka tetap dekat dalam kegiatan yang positif. Suatu saat, Boni sedang berada dalam masalah keluarga dan Boni mulai menjauh dari sahabat se'gengnya dan berteman dengan lingkungan yang kurang baik. Boni semakin jauh dari para sahabatnya namun para sahabatnya tidak pernah menjauh dari dia. Sampai suatu hari Boni diajak oleh teman-teman barunya untuk bolos sekolah, ternnyata tanpa sengaja waktu Boni bolos dia berpapasan dengan guru BPnya namun Boni tidak sadar telah berpapasan dengan gurunya tersebut.
Ternyata sang guru BP mengenali anak murid sekolahnya termasuk Boni dan pada hari itu sang guru memasuki kelas Boni. Beliau memeriksa daftar hadir kelas dan ditemui Boni tidak masuk, lalu sang Guru bertanya kepada para murid "siapa yang tahu nomor telepon orang tua Boni", saat itu para murid mengatakan bahwa yang pasti tahu hal tersebut adalah para sahabat Boni. Walau sebenarnya geng Boni tidak ingin memberitahukan hal tersebut kepada sang guru namun mereka tidak dapat berbuat apa-apa dihadapan sang guru, salah seorang sahabatnya akhirnya dengan berat memberitahu sang guru.
Keesokan harinya Boni beserta teman-temannya yang pada hari itu membolos kekantor BP, mereka dimarahi habis-habisan oleh sang guru dan diberi peringatan keras sehingga ditelepon dan ditegur kepada orangtua mereka. Setelah selesai dipanggil mereka kembali keruang kelas masing-masing termasuk Boni, setelah masuk kedalam kelas Boni duduk dibangkunya sehabis itu Boni bertanya kepada seluruh teman-teman kelasnya siapa yang sudah memberikan nomor telepon kepada sang guru. Dan seorang sahabat dekatnya berdiri memberitahunya kalau dia yang memberikan kepada guru. Boni yang hari itu sedang buruk suasana hatinya marah besar kepada sang sahabat, ternyata para teman-temanya yang ikut membolos saat itu mendengar kabar tersebut dan juga terpancing ingin mengeroyok sahabat Boni tersebut, namun Boni mencegah mereka melakukan hal itu tetapi dia mengatakan untuk tidak lagi mau berhubungan dengan sahabatnya tersebut.
Seiring berjalanya waktu, Boni menyadari kesalahannya tersebut. Dia sekarang sudah bisa memahami kejadian tersebut dan bahkan Boni sadar kalau teman-temannya waktu bolos dulu sudah semakin jauh mengajak melakukan hal yang kurang baik hingga dia menjauh dari mereka. Boni sebenarnya sadar kalau dia salah dan dia ingin kembali berahabat dengan nya, namun Boni takut untuk melakukannya karena dia berpikiran kalau sahabatnya itu tidak akan mungkin mau memaafkannya. Jadi selama masa SMA Boni dan sahabatnya itu tidak saling menegur, Boni selalu menjauhkan dirinya saat berada dalam momen yang bersamaan dengan sahabatnya tersebut.
Sampai mereka lulus SMA Boni masih tetap menjauh dari sahabatnya tersebut, Boni semakin merasa bersalah terhadap sahabatnya karena sampai mereka berpisah dari sekolah Boni bahkan belum meminta maaf kepada sang sahabatnya.. Setelah Boni lepas dari sekolahnya, dia dan para sahabatnya mengambil jalan-jalan yang berbeda, ada dari mereka yang melanjutkan untuk kuliah adapula yang memutuskan bekerja. Boni ingat, saat sekolah dulu dia dan para sahabatnya punya mimpi untuk bersama-sama masuk fakultas keguruan dan menjadi seorang guru sekolah. Namun pada masa itu banyak hal terjadi, sehingga Boni tidak sempat untuk bersama-sama masuk fakultas keguruan. Boni mengambil kuliah difakultas yang berbeda dengan sahabat-sahabatnya tersebut.
Suatu saat, Boni bertemu para sahabatnya terkecuali seorang sahabat tersebut. Saat Boni berkumpul kembali dengan mereka, Boni mengatakan penyesalanya hari itu kepada para sahabatnya. Dia menyesali kesalahannya tersebut dan mencoba mengatakan kalau sebenarnya dia sangat ingin kembali besahabat dengan seoarang sahabatnya tersebut. Para sahabatnya pun tersenyum dan merasa lega mengetahui hal tersebut dan mendukungnya melakukan hal tersebut, mereka berkata kalau mereka akan mendukung perbuatanku tersebut tetapi harus Boni sendiri yang langsung meminta maaf kepada dia.
Boni datang mendatangi sahabat lamanya,walau hatinya dipenuhi perasaan malu dan bersalah tetapi dia memberanikan diri untuk melakukannya. Dia menghampiri sahabat lamanya, dia mengatakan bahwa tidak seharusnya dia menimpakan kesalahan yang dia perbuat hari itu kepada sahabatnya, dia mengatakan semua penyesalannya dan meminta maaf kepada sahabatnya. Sahabatnya hanya terdiam dan Boni pun hanya tertunduk menyesal dihadapan sahabatnya, tiba-tiba sahabatnya memeluk Boni dan mengatakan aku sudah memaafkan kamu semenjak hari itu Bon. Boni pun merasa sangat bahagia pada hari itu, karena dia memperoleh persahabatan itu kembali setelah 4 tahun dia menghilangkannya.
Dari sepenggal kisah tersebut, kita dapat sedikit belajar bahwa sebuah ikatan persahabatan itu bersifat luhur dan tak lekang oleh waktu. Memang sih persahabatan dan pertemanan tidak dapat disamakan dengan ikatan keluarga namun mereka memiliki nilai yang sama bagi kehidupan kita. Ujian dalam persahabatan itu memang lumrah terjadi dan pasti terjadi, tapi itu semua akan semakin menguatkan ikatan tersebut sampai akhir hayat seseorang. Yah, kadang ujian tersebut butuh waktu yang lama untuk dapat kita pahami. Seperti yang dulu pernah saya katakan, pada hari itu kita terlalu menyalahkan semua hal kepada sesuatu atau pun seeorang, padahal kalau saja kita bisa lebih jernih berfikir pada hari itu.... gak bisa juga sih disalahin, kita kan manusia biasa memang untuk mengerti suatu hal bahkan kita perlu waktu yang cukup lama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar